Selasa, 02 November 2010

Seks di Usia Pertengahan

Seks di usia pertengahan dimulai saat kita memasuki usia 40 th. Dimana saat itu kita masuk dalam proses aging, seseorang dalam proses aging akan mengalami penurunan fungsi organ tubuh termasuk fungsi seksual. Aging  diklasifikasikan dalam 2 bagian : 
Pertama, aging yang normal ( fisiologis ; dalam istilah medis ).  
Kedua, aging yang premature ( penuaan dini ). Premature aging  banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan misalnya polutan, gaya hidup / life style, dietnya, nutrisinya, apa yang dikonsumsi, rokok, alkohol, obat-obatan, narkoba, pola istirahatnya / tidurnya, penyakit-penyakit yang menyertai penuaan, seperti : Diabetes Melitus, penyakit pembuluh darah, jantung, dan hipertensi, yg biasanya memang muncul di usia pertengahan.


Jika seseorang bermasalah dalam kehidupan seksnya, bukan hanya secara seksualitas saja ia bermasalah tapi juga ada pengaruh gangguan organ tubuh lainnya. Midlife dihubungkan dengan seksualitas, tidak boleh dipandang terlalu sempit, kita harus melihat segi positifnya. Bahwa banyak faktor yang akhirnya mempengaruhi dan harus diperhatikan dalam kehidupan seks.

Puber  kedua  hanya istilah yang ada dalam masyarakat, jika  kita  menghubungkannya dengan kehidupan seks yang terjadi di usia pertengahan, tetap harus memperhatikan beberapa faktor. Tidak bisa dipungkiri bahwa faktor fisik dan psikologi  berpengaruh, kejenuhan  juga  menjadi faktor  yang  mempengaruhi. Kejenuhan disebabkan hubungan seksual yang dilakukan terlalu membosankan, tidak ada variasi. Masalah seksual di usia pertengahan perlu memperhatikan  respon seksual. Tahapan - tahapan pada respon seksual yaitu : pertama exitment / adanya gairah - kebangkitan seksual – orgasme - revolusi. Masalah umum yang sering terjadi di usia midlife adalah terjadinya penurunan di semua fase. Namun tiap individu berbeda, tergantung pada life style dan apakah orang tersebut mempunyai penyakit lain.

Keluhan pada wanita yang sering muncul berkaitan dengan seksualitas di usia pertengahan adalah masalah gairahnya yang menurun dan berkurangnya lubrikasi, tapi itu semua harus kembali dilihat apakah ada kelainan penyakit seperti hipertensi, infeksi, diabet dan lain sebagainya. Harus dicari masalah mendasarnya, bisa jadi faktor psikologinya berpengaruh. Lain lagi pada pria, biasanya terjadi karena obesitas atau kegemukan. Obesitas dapat mempengaruhi penurunan hormone testosterone yang berdampak pada penurunan gairah seksual.

Memang ada perbedaan tahapan – tahapan pada usia muda dengan tua. Pada wanita yang telah mengalami menoupause, biasanya lubricantnya berkurang, disini peran suami dibutuhkan,  suami harus sabar hingga benar-benar  dapat dilakukan penitrasi.
Menurut dokter Dyan, yang setiap hari Selasa minggu kedua dan keempat mengisi program Kiat Sehat di AM 1278 Radio Antariksa, komunikasi merupakan hal yang sangat penting. Dengan mengkomunikasikan semua hal dengan pasangan kita akan mengetahui apa keinginan pasangan kita. Harga diri seorang pria dalam kehidupan seksnya sangat berpengaruh. Peran istri dibutuhkan untuk mendukung suaminya, harus saling  pengertian, karena seks adalah life long learning, sepanjang hidup perlu belajar.

Ada sebuah penelitian tentang aging, bahwa dengan mengurangi kalori sekitar 20 – 30 % kebutuhan akan memperpanjang usia akan sekitar 20 – 30 %. Karena dengan mengurangi kalori dapat mengurangi radikal bebas dan menambah antioksidan yang dapat menghambat aging proses. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan antioksidan. Olahraga teratur paling tidak 3 – 5 kali seminggu dengan memperhatikan frekuensi, intensitas, tipe / jenis olahraga, dan durasinya usahakan 30 – 40 menit. Olahraga dapat mempertahankan kekuatan, kelenturan dan  daya tahan tulang dan otot. Berikan tambahan suplemen jika merasa makanan sudah tidak berimbang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar