Yogyakarta tidak hanya dikenal dengan Malioboro,
Keraton, dan budaya Jawanya yang khas. Yogyakarta juga mempunyai
berbagai tempat yang sangat menantang untuk para penggiat olahraga dan
wisata ekstrem, dari gemuruh Sungai Progo yang dahsyat hingga Gua
Jomblang yang tenang tetapi menyeramkan. Kami akan mengulasnya untuk Anda.
Sungai Progo Bawah yang Benar-Benar Ganas
Gemuruh sungai besar ini pasti akan membuat hati para rafter
berdebar-debar. Gelombang air sungai yang cukup tinggi dan arus yang
cukup deras membuat jantung siapa saja akan berdegup lebih kencang.
Airnya yang berwarna coklat tua benar-benar tampak buruk dan tidak
bersahabat. Debit airnya naik turun dengan cepat seiring besar kecilnya
curah hujan di hulu sungai. "Sungai Progo dalam hal ini Sungai Progo
Bawah memang ganas apalagi di bulan Februari ketika debit air sedang
tinggi-tingginya. Tak jarang terjadi banjir bandang yang berbahaya bagi rafter
yang sedang mengarungi sungai ini," demikian dituturkan oleh Adit dari
Palapsi (Pecinta Alam Fakultas Psikologi UGM) yang memang jago di
olahraga arung jeram.
Pria berperawakan kurus ini menambahkan bahwa skipper
atau kapten kapal harus lebih sering berteriak untuk mengomando
rekan-rekannya setiap akan melewati jeram yang hampir semuanya terhitung
ganas. Bahkan terkadang harus diperlukan pengintaian jeram agar kapal
dapat tepat memasuki jeram, meloloskan diri, dan tidak terjebak di
dalamnya. Perahu yang terbalik pun adalah hal yang wajar dan ombak-ombak
besar setinggi tiga meteran juga menjadi pemandangan yang sangat biasa.
Sungai yang mempunyai grade atau tingkat kesulitan I-V ini memang
menegangkan dan pastinya akan membuat darah mengalir lebih kencang.
Sungai yang berhulu di Jumprit di daerah Gunung Sindoro
ini juga mempunyai Jeram Boedhil yang sangat ganas. Sungai ini adalah
tempat meninggalnya empat orang penggiat arung jeram di tahun 80-an.
Siapa saja yang berniat mengarungi sungai ini meskipun memakai pelampung
tetap harus bisa berenang. Skipper juga haruslah orang yang berpengalaman mengarungi sungai-sungai yang sekelas.
Meskipun terkesan menyeramkan tetapi bagi penggiat
olahraga arung jeram atau yang memang menyukai tantangan, sungai ini
akan memberikan kepuasan yang luar biasa dalam berpetualang. Perjalanan
atau dalam bahasa rafting disebut trip dimulai dari
Jembatan Klangon dan berakhir di Dekso dengan panjang rute 25 km yang
ditempuh selama 4 jam. Untuk mencoba petualangan ini bisa menghubungi
Sekretariat Palapsi UGM, Fakultas Psikologi UGM, Jalan Tevisia, Kompleks
UGM, Bulaksumur.
Angkernya Gua Jomblang
Bukan perkara mudah untuk mencapai dasar gua vertikal
sedalam 40 meter. Tetapi bagi mereka yang bernyali dan menyukai
tantangan, tentu hal ini menjadi keasyikan tersendiri. Orang yang awam
dengan gua vertikal harus mendapat kursus SRT (Single Rope Technique),
yaitu teknik menuruni dan menaiki medan vertikal dengan lintasan tali,
karena hanya dengan menuruni tali, gua seperti ini dapat ditelusuri.
"Tetapi kalau memang benar-benar berani ya langsung turun saja, meskipun
tetap kita dampingi," ujar Uci dari ASC Jogja (Acintyacunyata
Speleological Club), klub pecinta alam yang khusus berpetualang di
gua-gua.
Tali dan alat pengaman yang akan digunakan untuk menuruni gua harus dipastikan benar-benar dalam keadaan aman. Memang terkesan ribet
tetapi sebenarnya itu adalah prosedur standar yang mesti harus
dilakukan. Uci yang telah terbiasa keluar masuk gua ini menyatakan bahwa
tidak ada kesalahan sedikitpun dalam aktivitas alam ini. Benar-benar
kegiatan yang beresiko tetapi mengasyikan. Gua Jomblang yang mempunyai
mulut gua cukup lebar ini terletak daerah Semanu, Gunung Kidul,
Yogyakarta.
Di dasar gua terdapat hutan kecil yang cukup lebat.
Sebuah fenomena yang menakjubkan karena lingkungan sekitar Gua Jomblang
adalah tanah kapur yang tandus. Dari dasar gua perjalanan dapat
dilanjutkan memasuki lorong Gua Jomblang menuju Gua Grubug. Sebuah gua
vertikal yang mempunyai rongga yang besar dengan mulut gua yang kecil.
Gua ini mempunyai sungai bawah tanah dengan debit air yang cukup besar.
Tepat pada jam 12 siang, mulut gua akan membentuk tiang cahaya dari
sinar matahari yang masuk tegak lurus ke dalam gua. Benar-benar
pemandangan yang sangat indah dan spektakuler.
Menuruni Gua Grubug memang lebih menantang karena caver
akan menuruni gua dengan tali yang berputar-putar setinggi lebih dari
50 meter. Kedua gua ini memang mempunyai kisah yang menyeramkan karena
menjadi tempat pembantaian aktivis PKI di tahun 60-an. Selain itu sampai
tahun 90-an di Gua Grubug masih ditemukan mayat korban penembakan
misterius yang sengaja dimasukkan ke dalam gua. Diduga mayat-mayat itu
adalah para penjahat yang sudah tidak mempan lagi dipenjara.
Merayap di Tebing Karang Pantai Siung
Tebing yang terjal dengan kemiringan 90 derajat
bukanlah sesuatu yang menakutkan bagi para climber. Justru tebing-tebing
yang belum banyak dipanjat orang dan sulit ditaklukan adalah
tebing-tebing yang lebih diminati. Bagaimana strategi pemanjatan,
teknik-teknik yang digunakan, hingga kesulitan-kesulitan yang dialami
semisal dalam pembukaan jalur menjadi tantangan tersendiri bagi setiap climber yang mendaki tebing-tebing Pantai Siung
Deburan ombak dan tiupan angin yang menderu-deru akan menambah semangat dan gairah para climber
untuk menaklukan tebing-tebing di pantai ini. Angin yang bertiup
kencang sedikit banyak mempengaruhi proses pemanjatan. Meskipun demikian
memanjat tebing-tebing Pantai Siung memang menjadi pengalaman
tersendiri. Di tengah-tengah jalur pemanjatan climber akan melihat keindahan pantai berpasir putih yang mempunyai batu-batu raksasa. Pemandangan indah ini akan menjadi setting pemanjatan di pantai ini. Robert Antonius, salah seorang climber
Jogja, mengatakan bahwa di pantai ini tidak sekedar memanjat tebing
tetapi juga menikmati serunya pemanjatan dan indahnya pemandangan.
Pantai Siung di kawasan pantai selatan Gunung Kidul
mempunyai banyak tebing yang dapat digunakan untuk pemanjatan dengan
tingkat kesulitan yang bervariasi. Total ada 250 jalur yang dapat
digunakan untuk pemanjatan. Tebing-tebing ini pada tahun 2005 pernah
digunakan untuk event Asian Climbing Gathering yang melibatkan ratusan
pemanjat tebing Asia.
Selain di Pantai Siung, Yogyakarta juga mempunyai
tebing-tebing lain yang tidak kalah menantang dan mempunyai
karakteristik yang beragam, seperti Tebing Bedoyo di kawasan kapur
Semanu (Gunung Kidul), Tebing Samigaluh di dataran Tinggi Menoreh (Kulon
Progo), dan Tebing Parangendog di Pantai Parantritis. Meskipun
demikian, tebing Pantai Siung adalah yang paling menarik dan menantang.
Bahkan menurut Robert Antonius, Pantai Siung ini adalah surganya para
pemanjat tebing.
Off Road di Kemiringan Lereng Merapi
Berada di dalam mobil 4x4 yang nyaris terguling memang
menegangkan, apalagi ketika mobil di posisi medan yang miring dan
terjal. Tidak hanya driver yang darahnya berdesir kencang, semua
yang terlibat dalam penjelajahan ini pasti akan dibuat lebih tegang.
Adrenalin mengalir deras sementara otak juga berpikir keras dan cepat
agar mobil segera melewati rintangan dan kesulitan yang menghadang.
Kaki gunung Merapi di sebelah selatan adalah medan off road yang bisa digolongkan ekstrem. Track
yang bervariasi dengan hutan, lereng terjal, dan sungai berbatu dapat
membuat mobil terjebak dan mungkin harus membutuhkan pertolongan mobil
lainnya. Demikian diungkapkan oleh Basyori Buyung, pengelola Dian Wisata
yang biasa membawa wisatawan melalui track di lereng selatan Merapi.
"Selain track-nya yang menantang, lereng selatan Merapi
juga mempunyai pemandangan alam dan suasana pedesaan yang sangat
eksotis. Wisatawan dapat menikmati kehangatan masyarakat pedesaan dan
berbagai kearifan budaya masyarakat desa," tambah Buyung lagi.
Wisata Off Road memang menegangkan tetapi juga
mengasyikan. Dalam keadaan mobil terjebak, wisatawan juga aktif terlibat
menarik mobil atau membuat jalur agar mobil dapat keluar. Mobil Jeep
Willys dipilih karena kendaraan jenis ini telah terbukti dan teruji di
berbagai medan dan kondisi. Selain berkesan klasik, mobil ini juga
sangat tangguh di medan off road.
Untuk mencoba serunya menginjak pedal gas di track
lereng Merapi bagian selatan, anda dapat menghubungi Dian Wisata yang
menyajikan paket Jogja Fun Off Road Tour, dijamin "berangkat bersih
pulang kotor", demikian petuah sakti dari Basyori Buyung yang telah
berpengalaman dalam off road tour ini.
"Mendidih" di Puncak Merapi
Butuh lebih dari sekedar keberanian untuk berada di
kubah pasir yang begitu dekat dengan mulut kawah gunung Merapi. Tetapi
juga perhitungan matang dan kecermatan dalam membaca situasi gunung yang
masih aktif ini. Berada persis di Puncak Garuda, puncak tertinggi di
Gunung Merapi adalah petualangan bagi mereka yang benar-benar berani
dan bernyali. Para penggiat Mermounc
(Merbabu Mountaneer Club) Jogja adalah para pemburu Merapi yang tidak
hanya pemberani tetapi juga telah memahami berbagai kondisi Merapi.
Demikian diungkapkan oleh Pak Buyung, salah satu anggota Mermounc yang
cukup senior.
Bila dinyatakan dalam keadaan aman, gunung Merapi
memang bersahabat. Para pendaki dapat menikmati keindahannya dari puncak
gunung setinggi 2914 meter ini. Meskipun demikian, Gunung Merapi, yang
merupakan gunung berapi paling aktif di dunia ini, sewaktu-waktu dapat
memuntahkan lahar dan awan panas yang memang menjadi ciri dari gunung
ini.
Letusan dahsyat terakhir Merapi terjadi pada tahun 1994
ketika beberapa desa di lereng selatan Merapi hangus karena semburan
awan panas yang juga terkenal dengan sebutan wedhus gembel.
Letusan yang cukup besar juga terjadi pada tahun 2006 dengan korban dua
orang relawan yang meninggal di bungker yang hancur karena terjangan
awan panas Merapi. Konon gunung ini juga meletus dengan sangat hebat
pada tahun 1006, yang mengakibatkan candi-candi besar seperti Borobudur
dan Prambanan mengalami kerusakan dan Kerajaan Mataram Hindu harus
berpindah ke Jawa Timur.
Meskipun berbahaya, banyak orang justru ingin melihat
dari dekat aktivitas Merapi yang memang sangat menarik. Karakteristik
Merapi sebagai gunung berapi yang sangat aktif tidak menyurutkan niat
dan nyali orang untuk mengamatinya dari jarak yang sangat dekat.
Beberapa penggiat Mermounc sampai hari ini masih aktif naik turun Gunung
Merapi, baik yang sekedar meneruskan hobi naik gunung hingga mengantar
tamu yang ingin melihat dari dekat kedahsyatan Merapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar